Kamis, 30 Juli 2015

Virtual Office di Bandung Tetap Tumbuh



Meski sektor usaha properti secara makro melambat, namun kalangan pengusaha sewa kantor dengan konsep virtual officemenilai terus tumbuhnya kebutuhan pasar. Terlebih dengan sokongan industri kreatif di Kota Bandung.

Muh Andi Aulia, Chief Operation Coworking Space, menilai kebutuhan pasar akan sewa kantor akan tetap ada, terlebih bagi kalangan pengusaha pemula (start up) dan freelancer di Kota Bandung karena banyak fasilitas yang didapatkan dengan layanan bisnis properti tersebut.

“Iklim wirausaha di Bandung saya nilai semakin tumbuh, disitulah bisnis seperti ini semakin direspons pasar,” ujar Andi. Keberadaan bisnis virtual office tentu sangat dekat dengan kebutuhan industri kreatif yang tumbuh di Kota Bandung. Pasalnya dengan layanan tersebut, konsumen bisa menekan pengeluaran berlebih dengan menyewa bangunan kantor secara utuh. Perkembangan bisnis virtual officedi Bandung telah dikenal cukup lama atau sekitar 2008 lalu.

Ruang-ruang kerja tersebut seakan menjadi alternatif bagi pekerja kreatif yang biasa melakukan rutinitas kerjanya di kos-kosan atau kafe. Dengan layanan konsep virtual office, semua member atau konsumen bisa mendapatkan ruang aktivitas kerja, alamat, dan nama tempat atau gedung, fasilitas mailing list, dan telepon.

“Bisnis ini saya nilai akan terus berkembang ke depannya karena mereka yang merintis usaha akan membutuhkan layanan seperti ini,” ujarnya. Soal kenyamanan, tentu ada fasilitas lebih yang bisa didapat konsumen mulai dari akses internet yang cepat, komunitas, dan relasi dalam mengembangkan bisnis. “Selain menekan biaya pengeluaran, dengan layanan ini konsumen bisa bekerja sama dan saling membantu dalam mengembangkan bisnis,” ungkap Andi.

Meski perkembangan usaha properti saat ini melambat, Andi menilai layanan ini tetap dibutuhkan di Kota Bandung. Selain karena kota ini dikenal dengan industri kreatif, pertumbuhan komunitasnya pun dinilai akan terus memberi angin segar kepada jenis usaha tersebut. “Konsumen tentu lebih efisien. Mereka bisa menyewa dalam hitungan jam, hari, bulan sesuai kebutuhan mereka,” ucapnya.

Seperti diketahui, melambatnya usaha properti juga terlihat dari capaian angka sewa apartemen. Head of Research and Advisory Cushmand and Wakefield Arief Rahardjo mengatakan, sewa apartemen di kuartal II mengalami penurun - an.Tingkat hunian apartemen sewa turun sekira 2,7 persen dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi 61,46 persen. “Banyak ekspatriat yang pindah dari apartemen dia yang sekarang ke apartemen yang lebih kecil yang harga sewanya lebih murah,” ujar Arief.

Karena dampak tersebut, pihaknya menambahkan jika ke depannya banyak apartemen yang akan mengalami koreksi harga. “Apartemen servis dan apartemen khusus sewa mengalami penurunan sebesar 0,4 dan 0,3 pesen menjadi USD28,2 dan USD18,3 /m2 per bulan,” ucapnya.

Heru muthahari/ okezone 

sumber : http://www.koran-sindo.com/read/1026773/151/bisnis-virtual-office-di-bandung-tetap-tumbuh-1438049692

Jumat, 03 Juli 2015

7 Tipe Freelancer, dari Karyawan sampai Entrepreneur

18jeimtce9hmejpg
“Apa sih sebenarnya arti Freelance?” menurut Google Translate (English-Indonesia) kata “Freelance” artinya “bekerja sendiri, berusaha sendiri (verb)” atau “pekerja bebas (noun)”.
“Sebenarnya siapa saja yang bisa disebut sebagai freelancer?” menurut wikipedia:
Tenaga lepas atau pekerja lepas (Bahasa Inggris: freelance), adalah seseorang yang bekerja sendiri dan tidak berkomitmen kepada majikan jangka panjang tertentu
Pengertian tersebut masih belum bisa menggambarkan dengan jelas pertanyaan: “Sebenarnya siapa saja yang bisa disebut sebagai freelancer?”. Mungkin kita memiliki pemahaman yang berbeda mengenai hal ini, karena itu ada baiknya kita mendeskripsikan tipe-tipe freelancer yang kita jumpai, agar kita tidak terjebak dalam wilayah abu-abu karena tidak tahu sebenarnya dimana posisi freelancer. Baiklah coba kita cari jawabannya berdasarkan pengalaman sendiri. Untuk memudahkan menjawab pertanyaan tersebut, saya ingin mengelompokkan freelancer menjadi beberapa tipe seperti di bawah ini:
  1. Freelancer Part Time
Adalah freelancer paruh waktu, bisa jadi freelance ini adalah karyawan full time di perusahaan tertentu, orang kantoran, pegawai swasta, atau mungkin seorang pegawai negeri sipil (PNS). Freelance tipe ini memiliki waktu tetap, misalnya 8 jam/hari di kantornya (jam kerja). Di luar jam kerja (di luar kantor) mereka memiliki kerja sampingan sebagai freelancer. Bisa jadi mendapat ijin atau tidak dari kantor.
  1. Freelancer Remote Worker
Adalah orang yang bekerja jarak jauh, mereka dikontrak oleh perusahaan tertentu (lokal atau asing) untuk menjadi karyawan / pegawai atau tim tanpa perlu datang ke kantor, misalnya kantornya ada di Afrika atau di Bandung atau di Jakarta, sedangkan dia tinggal di Malang. Sehari-hari freelancer tipe ini bisa mengerjakan pekerjaan kantor di rumah, mereka berkomunikasi dengan rekan kantornya melalui internet, misalnya melalui e-mail, ym, skype, dll. Hasil pekerjaan berupa file di-upload melalui ftp, dropbox, dll. Sebagian dari mereka bisa mendapatkan fasilitas berupa akses internet, sampai perangkat komputer dari kantor.
  1. Freelancer Single Fighter
Adalah freelancer fulltime, freelancer yang sudah keluar dari kantor, freelancer ini tidak terikat dengan jam kantor, karena bukan seorang karyawan atau pegawai perusahaan tertentu. Mereka menjadi karyawan untuk dirinya sendiri, mereka mencari proyek sendiri, mencari klien sendiri, mengerjakan jobsendiri, mengatur keuangan sendiri, mengatur waktu kerja sendiri, mengatur tempat kerja sendiri, membeli peralatan kerja sendiri, hampir semuanya ditangani sendiri. Tapi kita tahu freelancer tipe ini ada batasnya, sampai berapa usia produktif untuk bisa bekerja sendiri? Dan sampai sejauh mana dia bisa me-manage pekerjaan dan keuangan dan komunikasi dengan klien secara sendiri?
  1. Freelancer Partner
Adalah freelancer team, ada dua orang freelancer atau lebih bergabung jadi satu team, mereka membagi divisi masing-masing, membagi tugas, misalnya ada yang bagian hubungan dengan klien, ada yang bagian produksi, ada yang bagian mengatur keuangan, ada yang bagian copywriting / publikasi, dan lain lain. Mereka mencari klien atau proyek untuk dikerjakan satu-persatu bersama-sama dan hasil kerjanya dibagi bersama. Freelancer tipe ini biasanya membuat studio freelancer atau tempat kerja bersama.
  1. Freelancer Startuper
Adalah tipe freelancer yang sedang trend sekarang, freelancer yang mencoba berinovasi dengan berlomba-lomba membuat produk tertentu. Produk itu di luar pekerjaan dari klien luar, produk itu disebut dengan startupFreelancer tipe ini bisa jadi masih mengerjakan proyek-proyek dari klien tapi mereka juga memiliki proyek sendiri yang sesuai dengan potensi dan passion mereka. Diharapkanstartup tersebut dalam jangka panjang akan menjadi passive income, mendatangkan penghasilan di luar proyek dari klien.
  1. Freelancer Employer
Adalah seorang freelancer, atau freelancer team yang meng-hire orang lain untuk membantu mengerjakan proyek dari klien, dalam hal ini mereka sudah menjadi juragan dan sudah punya karyawan, tetapi mereka tidak sepenuhnya lepas tangan dari pekerjaan, mereka masih melakukan pekerjaan sama seperti karyawannya, hanya berbagi tugas. Bisa jadi mereka adalah freelancer startuper yang sedang mengembangkan startup-nya, dan mendapatkan dana hibah dari founding, mereka meng-hirekaryawan, menjadi juragan tetapi belum tentu menjadi pemilik perusahaan.
  1. Freelancer Entrepreneur
Pengertian ideal dari freelancer entrepreneur adalah “freelancer” yang sudah “mapan”, bisa jadi sudah punya kantor (studio) sendiri, sudah punya nama perusahaan (terdaftar) yang dikembangkan sejak dia jadi freelancer pemula, dan yang pasti sudah punya karyawan, hampir semua divisi pekerjaan dikerjakan oleh karyawan, dia berperan sebagai manager, sekaligus pemilik perusahaan. Dalam tahap ini sebenarnya dia bukan lagi “freelancer” tetapi “entrepreneur”. Juga termasuk dalam tipe ini belum tentu mereka yang sudah mapan, tetapi siapa saja freelancer yang memiliki jiwa wirausaha (entrepreneur), dan selalu berpikir untuk bisa menghasilkan nilai tambah (value) dari setiap apa yang mereka kerjakan.
Dari 7 tipe freelancer ini mungkin bisa disimpulkan bahwa sebenarnya freelance adalah salah satu jalan bagaimana seorang karyawan bisa menjadi seorang entrepreneur. Tetapi belum tentu demikian, karena faktanya ada (banyak) freelancer yang sudah enjoy di tipe tertentu walapun dia belum menjadi entrepreneuryang mapan.
Bagaimana dengan teman-teman? Kira-kira kalian adalah freelancer tipe yang mana?